
Medan, Sumol - Mantan Bupati Kabupaten LangkatTerbit Rencana Perangin-angin dan abang kandungnya Iskandar Perangin-angin akan disidangkan Senin (03/02/2025) di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri (PN) Medan, Sumatera Utara dengan agenda Pembacaan Dakwaan Jaksa Penuntut Umum. Terbit Rencana Perangin-angin dan abang kandungnya Iskandar Perangin-angin diduga menerima suap senilai puluhan miliar dari rekanan yang mengerjakan sejumlah proyek di Pemkab Langkat tahun anggaran 2020-2021, yakni pengadaan paket pekerjaan pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).
“Pimpinan telah menunjuk Pak As'ad Rahim Lubis selaku Hakim Ketua didampingi Bu Nani Sukmawati dan Pak Gustap Paiyan Marpaung, masing-masing sebagai Hakim Anggota,” ujar Juru Bicara PN Medan Soniady Drajat Sadarisman kepada wartawan, Minggu (02/02/2025).
Sidang beragendakan dakwaan itu akan dibacakan oleh tim JPU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Gilang Gemilang dan Johan Dwi Junianto di ruang sidang Cakra II, Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Medan.
Duduk di pesakitan, bukan berita baru bagi Terbit Rencana Perangin-angin. Kasus dengan nomor perkara: Pid.Sus-TPK/2025/PN Mdn, hanyalah satu dari deretan kasus yang mempopulerkan Namanya.
Kasus Terbit Perangin-angin
Mantan Bupati Langkat periodisasi 2019 – 2024 terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK pada Selasa malam 18 Januari 2022. Yang menyebabkan posisinya digantikan oleh Wabup Langkat Syah Afandin (Ondim) sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Langkat sejak 21 Januari 2022 hingga 20 Februari 2024.
Karier politiknya terhenti setelah terjerat kasus OTT KPK. Terbit menjadi Terpidana Koruptor setelah terbukti menerima suap Rp 572 juta dan divonis 9 tahun penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat pada Rabu (19/10/2022). Hakim juga mencabut hak politiknya selama lima tahun.
Kasus kedua Terbit yang ditangani KPK adalah perkara dugaan penerimaan gratifikasi dan benturan kepentingan dalam pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemkab Langkat. Dalam kasus ini Terbit berstatus tersangka, KPK telah menyita uang Rp 22 miliar pada Selasa 25 Juni 2024. Sebelumnya KPK telah memblokir rekening bank umum atas nama TRP sejak tahun 2022.
Selain itu, Terbit Perangin-angin tersandung perkara kepemilikan satwa langka. Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Stabat memvonis dua bulan penjara dan denda Rp 50 juta subsidiair 1 bulan kurungan pada Senin (28/8/2023). Namun TRP tidak diwajibkan menjalani pidana tersebut, ia diberi masa percobaan selama empat bulan.
TRP juga tersandung perkara dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) atau yang sering disebut publik sebagai kasus kerangkeng manusia yang kasusnya menjadi perhatian Nasional dan Internasional. Dalam perkara ini TRP divonis bebas oleh Majelis Hakim PN Stabat pada Senin (08/07/2024). (NN)