Lombok, SumutOnline-Menteri Koordinator (Menko) Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Wiranto memutuskan untuk menunda kegiatan Sub Regional Meeting on Counter Terrorism yang sedianya akan dilakukan pada Senin (6/8/2018) ini, dan mengizinkan tamu undangan dari delegasi sejumlah negara pulang kembali ke negara masing-masing.
“Karena adanya gempa bumi yang terjadi, kami putuskan untuk menunda pertemuan Sub Regional yang membahas mengenai masalah terorisme dan mempersilakan semua tamu untuk kembali ke negara masing-masing,” kata Wiranto di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (5/8/2018).
Gempa bermagnitudo 7 yang mengguncang Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/8/2018), membuat acara makan malam para menteri Indonesia dan Australia mendadak bubar. Para peserta Indonesia-Australia Ministerial Council Meeting (MCM) on Law and Security dan Sub Regional Meeting on Counter Terrorism (SRM on CT) yang tengah dijamu makan malam oleh Pemerintah Provinsi NTB di Hotel Lombok Astoria pun berhamburan ketika gempa mengguncang. Acara makan malam diikuti ada delegasi Indonesia, Australia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina. Hingga pagi tadi dilaporkan, sedikitnya 82 orang meninggal dunia, ratusan lainnya mengalami luka-luka, dan ribuan rumah rusak akibat gempa tersebut.
Semua Tamu Selamat
Menko Polhukam Wiranto menjelaskan, ketika gempa terjadi sedang dilaksanakan gala dinner menyambut para delegasi. Ketika acara sedang berlangsung, terjadi gempa yang dirasakan oleh seluruh peserta.
Namun demikian, Wiranto memastikan para tamu undangan dari delegasi sejumlah negara aman dari gempa bumi berkekuatan 7.0 SR itu.
“Semua tamu delegasi selamat,” tegas Wiranto.
Wiranto mengatakan, untuk acara hari Mingu sudah ada pertemuan dengan Menteri Dalam Negeri Australia Peter Dutton.
"Pertemuan dengan Menteri Dutton sudah dibahas beberapa isu yang mendalam dan kami juga sudah menghasilkan joint communique yang menekankan pentingnya kerja sama kedua negara, " kata Wiranto.
Selain itu juga ada pertemuan bilateral dengan NSA Myanmar, Menteri Dalam Negeri Singapura dan Menteri Hukum Selandia Baru. (Setkab)